Pada November 2022, Manchester United mengambil keputusan penting untuk mendukung manajer mereka ketimbang salah satu pemain yang paling dihormati. Cristiano Ronaldo dilepas oleh Setan Merah karena sebuah wawancara kontroversial dengan Piers Morgan di mana ia menyerang segala hal mulai dari Erik ten Hag hingga Glazers dan Gary Neville. Ini menjadi sebuah momen penting dalam masa jabatan manajer asal Belanda tersebut namun meninggalkan celah besar dalam skuad.
Tanpa Ronaldo, United kehilangan sosok sentral di lini depan serangan. Namun, jelas bahwa ikon asal Portugal tersebut tidak dapat bermain sesuai keinginan Ten Hag, terutama dalam menginisiasi press dari depan. Ronaldo sering terlihat terisolasi di ujung lapangan, kerap frustasi karena hanya mendapatkan bola sisa.
Sebagai solusi sementara, Wout Weghorst didatangkan dan fokus utama beralih ke jendela transfer musim panas 2023 untuk mendapatkan pengganti Ronaldo. Pemain yang paling diincar oleh Ten Hag adalah striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, yang terkenal dengan keahliannya dalam mencetak gol. Namun, Spurs enggan melepasnya ke rival Liga Inggris dan akhirnya Kane memilih pindah ke Bayern Munchen.
United sebenarnya tampak tidak realistis untuk mendapatkan Kane mengingat harga yang diminta oleh Tottenham, tetapi mungkin itu adalah hal yang terbaik. Saat ini, kapten timnas Inggris itu mendapat kritik keras dari para pengamat karena ketidakmampuannya dalam menjalankan press dari depan. Salah satu kritikus utamanya setelah Inggris bermain imbang 1-1 dengan Denmark adalah Gary Lineker. Lineker menyarankan jika dia adalah Gareth Southgate, dia akan berbicara dengan Kane tentang penampilannya.
Lineker menyatakan bahwa Kane seorang penyelesai yang luar biasa tapi kebiasaannya mundur ke tengah lapangan malah membuat lini tengah menjadi penuh dan akan mengalami masalah yang sama yang dialami oleh Ronaldo. Ujung serangan tidak memiliki outlet dan membuat tim harus mundur, seperti yang kita lihat pada pertandingan itu.
Sementara itu, Rasmus Hojlund, meski mengalami musim yang kurang stabil, setidaknya menawarkan United seorang pemain yang tidak akan terjebak dalam pertempuran di lapangan tengah. Dari apa yang kita lihat di Euro 2024, tampaknya United telah menghindari kesalahan dalam mendatangkan pemain yang tidak sesuai dengan sistem mereka lagi.